Pada tanggal 27 September 2015 atau hari ke-4 lebaran Idul Adha 1436 H (13 Zulhijjah), siAhmad dan kawan-kawan pergi ke sebuah lokasi wisata yang terletak di Lhoknga, Aceh besar. nama tempatnya pucok Krueng atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu “Ujung Sungai”. Tempat ini menyajikan alam yang luar biasa indah. Air yang hijau, tebing yang tinggi, dan gua yang gelap. Pokoknya cantik banget deh.

Kami semua yang berjumlah 5 orang berangkat pada pukul 11:00 WIB, sungguh waktu yang telat untuk memulai perjalanan wisata. hahaha

saya yang tidak tahu lokasinya ngikut aja ke mana teman di depan, walau akhirnya kami sempat nelpon seseorang untuk menanyakan lokasi Pucok Krueng itu. Jalannya mudah diingat, pertama melewati jalan Banda Aceh-Meulaboh, terus tepat sebelum pabrik semen belok kiri dan akan memasuki jalananan tanpa aspal, selanjutnya ikuti jalan tanpa aspal tersebut dan nanti akan menemukan sebuah lorong kecil di sebelah kanan. Cukup ikuti jalan tersebut lalu kami menemukan tempatnya, indah sekali, seperti yang terlihat di bawah ini:

asalasah.com_pucok_krueng_08

Jpeg

Jpeg

Ingin rasanya segera menyebur ke hijaunya air di Pucok Krueng, namun waktu saat itu menunjukkan pukul 12-an, sehingga tanggung sebentar lagi tiba waktunya Zuhur, jadi saya dan AS (inisial) memutuskan untuk menunggu waktu shalat dan baru berenang stelah Shalat. Sembari menunggu waktu Zuhur, kami berfoto-foto dulu.

inisial M berpose

inisial M berpose

memasuki pedalaman

memasuki pedalaman

menuju hutan

menuju hutan

As berpose

As berpose

si M dan AB nongkrong di bebatuan. sayangnya ga bawa kopi

si M dan AB nongkrong di bebatuan. sayangnya ga bawa kopi

Sebentar saja ternyata sudah tiba waktu zuhur, saya segera berwudhu’ menggunakan segarnya air Pucok Krueng, wah jadi ingin segera nyebur, lalu shalat Zuhur di sebuah pondok kecil yang telah disediakan. Nah setelah shalat langsung aja deh lepas Jaket, lepas celana panjang, langsung siap nyebur. Waaaa Dinginnya.. dan ternyata di pinggirannya dangkal, masih bisa berdiri.

Sepertinya ketinggian air ketika kami renang termasuk tinggi, karena tanah/dasar di tempat saya nyebur ini terasa banyak rumput yang tumbuh. Jadi bisa aja airnya sebelumnya tidak menjangkau tempat itu sehingga rumput bisa tumbuh.

Setelah berenang sebentar, istirahat, kami melanjutkan menyusuri pinggiran Pucok Krueng sambil foto-foto. Untuk menepi kepinggir harus hati-hati, karena batuannya sangat tajam, harus beregerak dengan lembut agar kulit tidak tergores.

Ada spot yang sangat saya sukai disitu, yaitu ayunan dari pohon, saya tidak tau itu akar atau dahan, yang jelas kita bisa duduk-duduk di ayunan alam tersebut.

asalasah.com_pucok_krueng_02 asalasah.com_pucok_krueng_01 asalasah.com_pucok_krueng_03 asalasah.com_pucok_krueng_09

Selanjutnya kami berencana renang melewati gua. Ya gua air, jadi renangnya dan lewati gua. katanya sih beberapa meter saja tembus ke seberangnya. Wah kelihatannya seru, tapi Saya jadi ragu-ragu untuk melewati gua ketika melihat kedepan tanpa cahaya, ya tidak ada cahaya, gelap sekali, terus airnya juga dalam ditambah lagi dinding batunya yang tajam-tajam. Perlengkapan kami juga sangat kurang, bahkan tidak punya penerangan, akhirnya di pintu gua yang gelap dan mengerikan itu kami putuskan untuk tidak memasuki gua. Saya lihat pun rasanya seperti tidak ada celah untuk hidung bernafas, entah karena airnya lagi tinggi atau memang harus nyelam untuk melewatinya.

asalasah.com_pucok_krueng_06

Waaa kalau nyelam beberapa meter mungkin sanggup, tapi akan ngeri banget jika nyelam diantara dinding yang tajam-tajam, gelap, bahkan tidak tahu tembus berapa jauh. hahah jika saja collapse di tengah penyebrangan, sungguh sangat mengerikan situasinya.

Karena batal melewati gua, kami pun mencoba aksi panjat tebing untuk naik kembali ke daratan. Tebingnya tidak terlalu tinggi, mungkin 6-7 meter dan lumayan vertikal, nyaris 90 derajat. Tapi banyak celah-celah diantara tebing tersebut sehingga memungkinkan untuk di daki. Awalnya ragu namun setelah melihat si Ab (inisial) yang sangat semangat, saya jadi semangat juga untuk menaiki tebing yang curam itu. Musti hati-hati, kalau saja terpeleset atau pegangannya lepas, bakal jatuh ke batu-batu tajam di bawah. hiiii

asalasah.com_pucok_krueng_05

Panjat tebing mini

asalasah.com_pucok_krueng_04

Alhamdulillah sukses

Akhir cerita Alhamdulillah semua berjalan lancar, setelah beristirahat dan membersihkan tubuh sejenak. Akhirnya kami keluar dari pucok krueng dan melanjutkan perjalanan ke Brayeung. Perjalanan ke Brayeung saat itu sungguh mengerikan dan berbahaya. Kami disambut hujan super lebat, mobil aja menepi ke pinggir, kami paksa lanjut terus hingga saya gemetaran saking dinginnya. Namun sayangnya cerita ini tidak dapat saya lanjutkan karena akan merusak judul utamanya yaitu bermain ke Pucok Krueng. Hihi. pantau terus blog asalasah.com yaa..