Sudah lama tidak melakukan perjalanan jauh, dan Alhamdulillah diakhir tahun 2020 ini saya berkesempatan melakukan perjalanan jauh bersama keluarga di mana saya menjadi supirnya. Perjalanan kali ini sangat dadakan, di pagi hari saat sedang bersantai seperti biasa tiba-tiba sekitar pukul 10 saya ditelepon oleh ibu disuruh siap-siap terus untuk berangkat ke takengon. Tanpa tahu pasti berapa lama akan berada di sana, hanya prediksi persiapkan pakaian untuk nginap 2 hari saja. Jika ditanya detail program ke sana, mau ngapain, budget.. wallahua’lam.
Tidak dikabarkan juga pada pukul berapa akan berangkat, yang jelas saya harus segera siap-siap berkemas dimulai dari menuntaskan hal yang sedang saya lakukan yaitu membuat jamu, cuci piring, cuci baju dan lainnya. Akhirnnya sekitar pukul 11 saya sudah siap dan menuju rumah orang tua yang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Sesampainya di rumah, ternyata belum semuanya siap untuk berangkat, pada masih beres-beres dan sekitar pukul 11.20, kami siap memulai perjalanan menuju takengon.
Baca juga : Serunya Jalan-Jalan Ke Pucok Krueng di Aceh Besar
Tidak ada cerita khusus yang detail untuk saya sampaikan, di artikel ini saya cuma ingin berbagi poin-poin dokumentasi selama perjalanan dari Banda Aceh menuju Bener Meriah & Takengon. kalau gabut di baca aja: hahaha
- Perjalanan di mulai, dengan BBM yang hampir menunjukkan indikator kosong, tujuan pertama kami yaitu mencari SPBU yang sebelah kiri aja, ketemulah kriteria SPBU sebelah kiri di Aneuk galong. dari foto yang saya ambil jam menunjukkan pukul 11.49. Isi minyak di situ 150,000.Perjalanan dilanjutkan.
- Berhenti istirahat siang di masjid di sareee (puncak gunung seulawah) kami tiba di tempat tersebut sekitar pukul 13.03. Langsung aja salat zuhur dan lupa jama’, ibu saya sudah ready salat zuhur dan asar. Selanjutnya belanja makanan khas saree sebentar seperti bengkoang, tapee, keripik dan lainnya. sedangkan saya istirahat duduk-duduk bentar di dalam masjid. Lalu perjalanan dilanjutkan sebentar dan berhenti dipinggir jalan lagi buat makan siang nasi bungukus yang sudah terbeli dalam mobil. Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan.
- Tempat pemberhentian selanjutnya yaitu untuk istirahat salat asar, kami tiba di bireun pada pukul 16:27. Segera aja langsung salat asar, perjalanan kembali dilanjutkan menuju takengon. Nah di perjalanan dari simpang bireun ke takengon ini merupakan jalan baru yang saya jajal, di sini seru seru aja karena ternyata jalannya sepiii. Tapi beberapa kali melewati jalanan yang berkelok-kelok serta naik turun. Jalannya juga menyempit dan sebagian rusak. suhu udara pun mulai dingin saat kami mulai memasuki daerah dataran tinggi. tapi masih nyaman-nyaman aja karena suhu tubuh selama perjalanan juga tinggi.
- Menjelang magrib, kami sampai daerah kalau ga salah namanya lampahan, menyusuri jalan sejenak lalu kami pun salat magrib dan isya di masjid tersebut sekitar pukul 18:58. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju tempat saudara di desa yang bernama Rembele.
- Lalu sampai di SPBU jalan bandara-Rembele, kembali isi bbm 100 ribu rupiah, dan disitu bertemu dengan rombongan saudara adik mamak, dan juga saudara yang menjemput kami menuju rumahnya untuk beristirahat.
- Sesampainya di rumah, suasana pun ramai sebagaimana yang seharusnya..hahaha. karena 2 rombongan keluarga berkumpul di rumah yang juga ada 2 keluarga. Namun tetap rombongan kami paling ramai. setelah makan malam pukul 20:05 lalu juga minum kopi khas daerah penghasil kopi terbaik. Nah karena masih terlalu awal untuk istriahat, kami pun 2 keluarga kembali jalan-jalan keluar menju daerah kotanya, karena ada salah seorang yang ulang tahun, nah disini ribet jelasinnya, jadi saya skip saja. Setelah selesai jalan-jalan selanjutnya pelan-pelan menuju fase untuk istirahat. saat itu sudah pukul 23:45, sebagian sudah mulai tidur dan sebagian lagi malah masak mie, akhirnya tanggal 30 desember 2020 pukul 00:08 masih pada makan mie. Setelah itu baru lanjut tidur, san seperti biasa, saya tidak bisa tidur.
- Semalam terus terjaga menanti kapan lelap hilang kesadaran, dan baru saya rasakan menjelang subuh. Sebentar istirahat langusng disambut azan subuh di hp, memecah keheningan dalam kesejukan. Azan yang berderig di hp merupakan waktu subuh banda aceh, sedangkan tempat sekarang ini ternyata sudah selesai dan sedang salat. Ayah saya sudah berangkat dluan ke masjid. Nah saya dalam keadaan kekurangan tidur dan gemeter hebat kerena kedinginan pun nekat menuju masjid yang tidak jauh dari tempat istirahat. Paraaahhh betul airnyaaa.. saya berwudhu di tempat masjid tersebut, dan airnya masya Allah berasa auto kesemutan ga jalan darah.
- Singkat cerita di pagi hari setelah makan pagi, kami planning jalan-jalan keliling kota menuju tempat-tempat wisata populer, nah di situ kami sempat menuju spot foto-foto bernama Buntul Rintis, disitu ada spot foto di tebing yang sudah diberi jaring pengaman dengan pemandangan danau lut tawar yang saangaaat indaah.
- setelah buntul rintis, ternyata di atasnya yang terus mendaki ada spot foto lain, namun kata ibu saya yasudah tak usah lagi, mahal aja bayar-bayarnya. dan jalannya menanjak curam. ohya sekedar informasi, biaya masuk buntul rintis perorangnya yaitu 10 ribu perorang, parkir mobil 10 ribu juga, jadi total untuk foto-foto di bunutk rintis saja romobongan kami bayar 80,000 rupiah, dengan rincian (7 orang dalam mobil kami jadi 70,000 dan 10,000 biaya parkir). Belum lagi rombongan keluarga adik mamak berjumlah 7 orang juga.
- Ternyata saat pulang dari buntul rintis kami terpisah dari rombongan adik mamak, beruntungnya tour guidenya berada di mobil kami. hahahaha. Sepulang dari buntul rintis, tujuan kami yaitu mencari spot makan siang nyaman dipinggir danau lut tawar, setelah menyusuri pinggiran lut tawar, ketemulah spot yang belum dikomersilkan. Jadi kami bisa makan nasi bungkus dengna santai tanpa diribetkan pembayaran ini itu dan bisa bebas berekspresi karena sepi dan teduh.
- Di perjalanan pulang dari lut tawar lalu berhenti untuk salat zuhur dan asar (jama’ taqdim) di masjid dipinggir lut tawar, di situ pun ada spot foto yang bagus dan kembali foto-foto di dekat masjid tersebut. setelah salat kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah untuk istirahat.
- Setelah istirahat sejenak dan setelah waktu asar, kami kembali keliling-keliling inign mencari penjual jaket monja (ktanya monja versi non bekas tapi murah) karena jaket yang kami kenakan sangat tidak memadai untuk tidur di bener meriah beralaskan tikar dengan suhu yang cukup dingin bagi kami.Eh ternayta tokonya tutup, gajadi deh. jadi cuma jenajalan aja sekitar sutu dan sempat berhenti sebentar di pasar untuk belanja sayur-sayur.
- Nah di malam hari, alias malam tahun baru kami 2 keluarga berangkat menuju pemandian air panass.. nama tempatnya yaitu “Wih pesan Uken”, biaya masuk peroranngya 5 ribu rupiah. Tempat pemandian perempuan dan laki-lakinya dipisah. Nah yang bikin ngeri yaitu tempatnya sepiii, gelap dan menurut saya kurang memadai. kami pun sekeluarga pakai satu kolam bersama. ternyata airnya pun panas banget! parahhh..lebih panas dari ie suum di aceh besar. Atau mungkin karena kami dari suhu dingin ke panas jadi terkejut-kejut badan ya. saya juga dalam kondisi kurang istirahat, jadi berasa tidak nyaman seperi merebus diri kesannya. namun setelah pemandian air pana itu tubuh pun berasa lebih kuat menghadapi dinginnya malam bener meriah.
- Sepulang dari pemandian air panas, duduk-duduk sebentar sebelum tidur sambil cerita-cerita gaje, dan akhir nya tidur melewatkan malam tahun baru yang juga tidak bisa tidur ditambah suara alaram yang begitu nyaring.
- Nah paginya di tanggal 1 januari 2021, kami semunanya ketempat sodaranya orang yang kami numpang, di sana kami ke kebun, foto-foto, minta-minta bunga gitu gitu deh dan ketika pulang dari rumah sodara tersebut, tepatnya di simpang 4 tanjakan, mobil kami mengalami kecelakaan ringan. Mengakibatkan lampu foglamp sebelah kanan terlepas.
- Sepulang dari situ, barulah pamit-pamitan semuanya dan pulang menuju banda aceh….. sekiaan dokumentasi saya perjalanan akhir tahun asalasah.com ke takengon & bener meriah.
Pembelajaran dan hal Berkesan selama di Bener Meriah – Takengon
- Saya menyukai suhu udara di takengon & bener meriah, terutama di pagi, siang, sore, dan awal malam. Bener bener suhu yang sangat ideal untuk beraktivitas depan komputer, suhunya sejuk bikin betah dan nyaman terus kerja tanpa keringetan seperti di banda aceh. Namun suhu di malam hari nya saat akan tidur juga masya Allah, dingin betul. Aktivitas yang berhubungan dengan air juga lumyan berat, karena airnya sangat digin sehingga tidak betah berlama-lama dengan air.
- Pentingnya menjaga persaudaraan, selama di sana Alhamdulilah kami tinggal dan makan di tempat saudara. Ada kehangatan, keseruan yang bikin jiwa berasa semangat, keluhan-keluahn sakit bisa tidak terasa dengan kondisi tersebut. Maka pelajarannya penting sekali terus menjadin silaturahim, mempererat keakraban dengan saudara baik dekat dan jauh. Banyak hikmah dan kebaikan yang akan didapat.
- Bersyukur..
- sabar..
Dokumentasi lainnya yaitu tentang konsumsi bbm. Kami menggunakan kia picanto 2010 (city car mungil nan irit) sepat beberapa kali isi BBM:
- Sebelum Odometer 69514 KM
- Sesudah :
- pengisian saat pergi di aneuk galong 150,000
- pengisian bbm di lampahan, bener meriah 100,000
- pejalanan pulang isi bbm di uleglee kalau ga salah (100.000)
Oh iya, untuk mengintakan diri kalau pergi melakukan perjalanan jauh lagi di masa depan, saya buatkan checklist item-item yang penting apa saja yang harus saya bawa untuk perjalanan jauh dan menginap di tempat baru yaitu :
- Obat – obatan :
- paracetamol – obat ampuh kalau sakit kepala karena banyak hal
- betadine
- hansaplast
- autan
- minyak telon/kayu putih
- parfum
- Perlengkapan smartphone
- headset (walau akhirnya tidak saya pakai)
- charger
- Perlengkapan sandang dan papan
- handuk
- baju kaos
- jaket hoodie
- celana
- kolor/sempak
- masker
- penutup mata tidur
- dll nanti kalau ingat saya tambahkan
Leave a Reply