Semua berawal dari jalan santai yang diadakan Universitas Syiah kuala dalam event “Hari keluarga” kalau ga salah. Jalannya sih engga jauh-jauh amat, mungkin sekitar 2-3 KM. Namun yang menyebabkan saya cantengan parah bukan karena lelahnya berjalan, dugaan saya karena alas kaki yang saya pakai sangat tidak ramah pada kaki. Yup saya cuma pakai sendal jepit yang ukurannya sempit. Jika seharusnya pakai ukuran 41/42, saat itu saya pakai sendal ukuran 39 (seingat saya). Kejadian ini sudah lama, saya tulis setelah 6 bulan semenjak kejadian. hehe
Cantengan yang saya hadapi langka sekali dan seumur hidup ga pernah cantengan sesakit ini. Sekedar informasi cantengan dalam bahasa acehnya yatu “CEMEKAM“.
Semua berawal dari pembengkakan bagian atas kelopak kuku. sekitar 1-2 hari pertama bengkak dan rasa sakit yang masih dapat ditoleransi, saya masih bisa jalan keluar walau agak canggung. mulai hari ke 3 dan ke 4, setiap kaki urun kebawah atau mendapat tekanan (aliran darah mengalir ke kuku), terasa sangat sakit. Saking sakitnya saya tidak tahan sehingga harus terus mengangkat kaki ke atas.
Dalam penderitaan itu saya tidak tahu apa yang menyebabkan bengkak nan sakit itu. Sehingga saya hanya membiarkannya dan berharap sistem tubuh yang super canggih ini segera menyembuhkan sakit ini. Shalat pun harus sambil tidur.
Pernah sekali saya mengira ini pasti kuman, sehingga saya berinisiatif merendam kaki saya ke dalam air larutan garam sebagai bagian dari ikhtiar. Ternyata tidak berefek, malah rasanya makin parah aja. Malam hari walau kaki sudah saya angkat ke atas, masih aja terasa sakit! Sungguh ini salah satu sakit yang paling perih yang pernah saya rasakan! malam harinya saya tidak bisa tidur, sakit sekali! Malam paling tersiksa. Paginya pun saya shalat subuh telat dan hanya sambil tidur di mana kaki saya angkat ke atas. Hari yang sangat suram
Singkat cerita setelah 2 malam tidak bisa tidur, saya menyadari ada sesuatu berwarna putih yang mulai merayap di bawah kuku jempol bagian atas kaki saya. Ini pasti kuncinya! Benar saja rupanya yang selama ini membuat saya menderita super sakit karena NANAH yang mencoba keluar namun tidak ada celah, karena bengkaknya di bagian atas kuku yang masih sehat, celah terdekatnya harus melwati kuku menuju ujung kuku. Subhanallah
Orang tua sempat mengajak dibawa ke dokter aja, namun saya bersikeras menolaknya dan memilih menunggu saja karena yakin dokter akan segera merobek atau bahkan mencabut kuku lama tersebut, dan kalau dibayangkan tentu sangat menyakitkan.
Saya pun terus berpikir tindakan apa yang harus dilakukan, karena sangat tersiksa jika hanya membiarkan si nanah mencari celah sendiri untuk keluar. Dengan modal nekat saya berinisaitif operasi sendri saja. Pelan-pelan saya menggunting ujung kuku untuk menciptakan celah sampai terhubung ke tumpukan nanah. Alhamdulillah tidak begitu sakit, karena kuku bagian depan masih sehat.
Setelah tercipta lorong aliran nanah, barulah Maknyosss,.. nanah bercampur darah mengalir deras dari sisi kuku.. aromanya tidak perlu diragukan. kalau tidak dicium ya tidak bau, kalau didekatkan ke hidung bikin terkejut. Bercampur senang, saya sangat bersemangat mengeluarkan nanah-nanah yang busuk ini.
Ada banyak sekali tisu yang dihabiskan untuk mengelap setiap nanah yang keluar. Perlahan-lahan saya terus memencet bagian atas sumber sakit untuk mengeluarkan dari kerajaan utamanya. benar saja ternyata di bagian itulah sumber sakitnya. Walaupun rasa sakitnya tidak langsung menghilang, setidaknya saya merasakan masa depan yang cerah. hahaha
Perlahan-lahan saya sudah bisa menurunkan kaki ke bawah walaupun terkadang masih terasa sakit jika ada tekanan darah di bagian kuku jempol. Shalat dari sambil tidur udah bisa sambil duduk. Lalu sudah bisa berdiri, dan sekarang sudah sembuh ^^.
Sebelum di akhir, hikmah yang dapat saya ambil dari pengalaman sakit ini yaitu agar tidak memandang remeh persiapan olahraga. Dari dulu agak kurang peduli dengan persiapan, buahnya beginilah. Setidaknya jika ingin berjalan atau berlai, gunakan alas kaki berupa sendal atau sepatu olahraga yang pas dengan kaki Anda.
Hal lainnya, ternyata sakit secuil di ujung kaki, subhanallah.. dapat melumpukan tubuh hingga tidak berkutik di atas ranjang. Allah hu Akbar.. saya mengambil pelajaran bahwasanya , jangan pernah meremehkan bagian tubuh manapun. Semuanya vital. sayangilah tubuh yang telah diamanahkan oleh Alah untuk dirawat karena yang menikmati kenyamanan tubuh ini ya diri kita sendiri. hikmahnya di sosial jangan pernah remehkan siapapun, walaupun ia kecil sekali, bisa jadi kehilangannya dapat berakibat fatal. Lalu tentu saja, sayangi anggota keluarga, karena merekalah yang pertama kali merawat dan memberikan perhatian ketika sakit.
Semoga para pembaca dapat juga mengambil hikmah dari pengalaman saya di atas. Silahkan berbagi pengalaman cantengan Anda di kolom komentar.
baca juga : Tips Berani Mengemudi Mobil Khusus Pemula
1 Pingback